Old school Swatch Watches

Sejarah singkat PKMI-2 Palembang

Kepsekdanguruthn73 Sampai tahun 1921 Gereja Methodist Indonesia belum memikirkan suatu badan khusus mengkoordinir pendidikan umum. Tugas dan tanggung jawab ini masih digabungkan dengan urusan Sekolah Minggu (Sunday School Committee). Baru pada tahun 1922 terasa bahwa kehadiran badan khusus untuk mengurus pendidikan umum sangat diperlukan. Oleh sebab itu, dibentuklah Committee on Education yang dipimpin oleh H.B. Mansel. Panitia bertugas untuk memikirkan kemajuan pendidikan umum dan teologia. Tetapi setelah pekerjaan Methodist di Jawa dan Kalimatan ditutup pada tanggal 31 Desember 1927, maka Committee on Education diganti menjadi committee on English School. Dengan demikian maka sekolah-sekolah yang berbahasa daerah dan melayu tidak lagi menjadi tanggung jawab committee on Education, sehingga banyak sekolah Methodist yang berbahasa daerah dan bahasa Melayu menjadi "hidup segan mati tak mau".

Upacarath72 Setelah penyerahan kedaulatan dan Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, maka pola pikir di atas ikut berubah. Dengan mengantisipasi kesatuan dan kebersamaan maka dalam tubuh Methodist di Indonesia juga timbul kesadaran perlunya kesatuan dan persatuan warga jemaat dan pendidikan. Karena itu pada tahun 1952, Committee on English School dilebur menjadi Central School Committee (Panitia Pusat Sekolah). Anggota panitia bukan lagi semuanya para misionaris, tetapi sudah diikutsertakan orang Tionghoa dan Batak. Anggota Central School Committee ini yaitu Alberth Hamel, Miss Jessie Wolcott, Mrs. Eric Lager, Mrs. Yap Un Han, Chan Fui Kim, Allemar Hutabarat, Mrs. A. V. Klauss, Tan Hong Ki dan Mrs. Un Cheng Ho. Panitia mulai menentukan daerah mana yang perlu didirikan sekolah Methodist dan bagaimana meningkatkan mutu tenaga edukatif. Untuk pembinaan maka perlu diangkat pengawas sekolah Methodist.
Untuk selengkapnya, silahkan download disini

[Kembali]